Sabtu, 30 Januari 2021

Wujudkan Mimpi bersama Penerbit Indie

 

Bismillah…

Alhamdulillah… Maha baik Allah memberikan masih memberikan nikmat sehat sehingga masih mendapat kesempatan mengikuti perkuliahan kembali malam ini, diantara kesibukan pekerjaan sebagai guru, emak beranak dua dengan segala drama yang menyertai serta tugas operator sekolah yang seakan tiada habisnya. Sempat tertinggal materi dan merapel beberapa tugas resume, namun sekali lagi Alhamdulillah… Allah mudahkan segalanya. Let’s Fokus!

Pertemuan malamini akan dimoderatori oleh Mr.Bams yang dari awal sudah berhasil menyabet label  moderator sekaligus narasumber terfavorit versi saya. Hadir juga malam ini seorang narasumber hebat, seorang guru, jago ngeblog sekaligus penulis hebat luar biasa  yang tulisannya telah berhasil terbit meliputi 3 buku solo dan 8 buku antologi  serta beberapa antologi dimana beliau sebagai curator-nya.

Inilah Raimundus Brian Prasetyawan, S.Pd. dengan mengangkat tema “ Menerbitkan Buku Semakin Mudah Di Penerbit Indie” dengan harapan agar peserta pelatihan ini dapat menerbitkan buku dengan pede walau hanya berawal modal 20 hasil resume pelatihan. Fighting …!

Sebagai pengantar perkenalan dengan Pak Brian selaku narasumber, kita simak kiprah dan pengalamnnya ya. Pak Brian seorang guru SD di Jakarta. Lahir di Jakarta, 30 Juni 1992. Pertama kali memulai aktivitas menulis pada tahun 2009 di blog pertamanya (www.praszetyawan.com). sebagai guru sekaligus penulis, kiprah dan prestasinya dalam literasi sungguh sangat menakjubkan. Dalam usia yang masih muda beliau berhasil menerbitkan beberapa buku, solo dan antologi belum lagi puluhan tulisannya yang lain sudah pernah dimuat di media cetak seperti Harian Kompas, Kedaulatan Rakyat,Warta Kota, Media Indonesia, Tabloid Bola, Tabloid Soccer, danMajalah Hidup. Waaaah… MasyaAllah, Anda luar biasa hebat, Pak Brian!. Betapa saya sangat bersyukur mendapat kesempatan belajar di kelas ini dengan nara narasumber hebat, inspiratif dan sangat memotivasi. Terima kasih, Omjay.  

Tahan dulu rsa kagumnya, itu belum seberapa masih banyak hal luar biasa dari narasumber muda nan keceh ini. Untuk mengenal Pak Brian lebih dekat, prestasi dan beberapa kegiatan serta mahakaryanya yang amat luar biasa, boleh diintip profilnya di sini. Silahkan klik link berikut: http://www.praszetyawan.com/p/profil.html

Pertemuan sebelumnya bersama Cak Inin, kita telah mengenal macam-macam penerbit serta cirri dan kriterianya masing-masing, yakni penerbit mayor dan penerbit indie. Nah sebagai penyempurna dari informasi sebelumnya, mala mini kita akan langsung mengupas tuntas tentang proses penerbitan buku. Dulu anggapan kita bahwa menerbitkan buku hanya sebatas mimpi belaka denga proses panjang mengirim naskah ke penerbit mayor dengan kemungkinan ditolak karena tulisan kita yang dianggap belum memenuhi kebutuhan pasar. Juga kemungkinan lain ketika naskah diterima ternyata proses penerbitannya sangat lama. Namun hal itu tak lagi hanya mimpi karena saat ini proses menerbitkan buku terasa lebih mudah dengan adanya penerbit indie naskah pasti diterbitkan.

Di penerbit Indie, proses penerbitan mudah dan cepat walau  kita perlu keluar biaya untuk mendapat fasilitas pra cetak penerbitan. Namun adanya penerbit indie ini menjadi sarana menyalurkan hasrat kita sebagai penulis pemula untuk segera menimang buku hasil karya kita. Beda dong rasanya menimang anak sendiri sama menimang anak orang lain ya kan? Seperti itulah perasan ketika kita berhasil memiliki buku hasil karya kita. Bangga sekaligus bahagia.

Selain itu manfaat atau pengaruh lain ketika kita berhasil menerbitkan buku sangat banyak, diantaranya yaitu terbentuknya personal branding yaitu guru penulis. Karena guru penulis akan mendapat berbagai peluang. Misalnya diundang menjadi narasumber, mendapat/menciptakan project di dunia menulis, dan tentu berlatih menjadi wirausaha yaitu menjual buku.

Selain itu bagi ASN khususnya, menulis hingga menerbitkan buku sangat berguna untuk memenuhi persyaratan kenaikan pangkat sebagai nilai plus menambah Angka Kredit. Namun kembali lagi pada niat awal menulis sebagaimana kata Omjay dan Bu Kanjeng bahwa apapun motivasi kita menulis, masalah monetisasi itu hanya bonus kesekian dari kebermanfaatan karya kita untuk orang lain.  

 Pak Brian berkisah awal mulanya beliau menerbitkan buku yakni sudah punya keinginan menulis buku pada tahun 2014. sudah berniat membuat buku tutorial blog. Namun terkendala di keberadaan mentor dalam membimbing sehingga beliau belum tahu kea rah mana akan melangkah dan tidak mengenal seluk beluk penerbitan. Dengan pertimbangan beliau saat itu masih kuliah,   Semangat saya naik-turun dan akhirnya vakum. File naskah tersimpan saja di dalam laptop.

Hingga pada awal 2019mulai bangkit lagi ketika tanpa sengaja menemukan hashtag di Instagram tentang penerbit Indie. Dari situ Pak Brian mendapatkan semangat baru bahwa menerbitkan buku saat ini lebih mudah dan banyak pilihan penerbit indie.  Dengan semangat menggebu menyelesaikan naskah, merombak dari yang awalnya naskah tutorial blog dibuat menjadi buku panduan blog khusus guru. Dengan alasan buku blog yang khusus untuk guru masih terbatas. Hingga pada Oktober 2020 memberanikan diri mengirim naskah, selang tiga bulan menunggu. Akhirnya pada penghujung Januari 2020, buku pertama itu terbit. MasyaAllah… senangnya. Inilah penampakan buku solo pertama penuh perjuangan milik Pak Brian, dengan kisah perjuangannya bisa dibaca di https://www.praszetyawan.com/2020/02/buku-blog-untuk-guru-era-40.html


Setiap penerbit memiliki penawaran dan ketentuan berbeda dalam menerbitkan buku. sebagian ada yang menyediakan fasilitas editing, namun ada juga yang terima jadi tanpa melakukan editing dengan konsekuensi isi buku  menjadi tanggung jawab penulis. Nah Pak Brian yang sudah malang melintang dalam dunia penerbitan juga sudah memiliki rekanan penerbit indie, memberikan tips dalam mengedit naskah  sebagai berikut :

  • ·         Penulisan kata jangan disingkat-singkat (yg, tdk, blm)
  • ·         Jangan sampai ada tulisan yang salah ketik (Typo)
  • ·         Satu Paragraf jangan berisi terlalu banyak kalimat
  • ·        Mulailah membiasakan membuat kalimat yang pendek-pendek. Kalimat panjang cenderung akan membingungkan.
  • ·         Setiap bab baru selalu dimulai di halaman baru. Jangan digabung dengan bab sebelumnya


Tips yang sangat bermanfaat bagi kita yang ingin menerbitkan buku pertama kali dari hasil resume kita. Beruntungnya lagi kita dapat bergabung di grup ini dengan 30 narasumber lebih yang dapat diserap keilmuan dan wawasannya serta tersedia 4 penerbit indie yang akan memfasilitasi sekaligus mendampingi  kita dalam menerbitkan buku, diantaranya:

1. Kamila Press milik Cak Imin

2. Penerbit Gemala, Penerbit rekanan Pak Brian

3. YPTD

4. Penerbit rekanan Bu Kanjeng

Demikian sharing ilmu dan pengalaman dengan Pak Brian malam ini, sangat inspiratif dan memotivasi kita untuk semakin terus bersemangat menghasilkan karya. Konsisten menulis demi mewujudkan mimpi menimang buku solo menjadi nyata. Terima kasih Pak Brian, Mr. Bams, Omjay dan semua tim. semoga sehat dan sukses selalu. Amiin....



Salam literasi,
Pulau Puteri, 27 Januari 2021

 

Narasumber : Raimundus Brian Prasetyawan, S.Pd.

Peresume : Hartatik Rahayu Ningsih

Flyer penerbitan buku di Penerbit Gemala, Penerbit rekanan Pak Brian


 

Dari Resume Jadilah Buku



“Seorang pemenang adalah seseorang yang berhasil menaklukan tantangan, serta berhasil melawan ketidakfokusan ”.

Bismillah…

Alhamdulillah… Maha Besar Allah dengan segala karunia dan kebaikan-Nya kepada kita sehingga mala mini kita masih diberi kesempatan mengikuti perkuliahan di forum Pelatihan Belajar Menulis bersama Omjay dan PGRI gelombang 17 ini. Mr.Bams yang luar biasa, beliau moderator yang bertugas memandu perkuliahan malam ini edisi Senin, 25 januari 2021.


Bersama Mr.Bams seorang narasumber luar biasa pula, beliau seorang guru sekaligus penulis hebat  yang namanya  sudah tidak asing lagi bagi kita. Berkat beliau ketika bertugas menjadi moderator, kita semua selalu terfasilitasi dengan baik. Beliau Bu Aam Nurhasanah,S.Pd. Seorang guru, masih muda namun sudah menjabat sebagai Kepala Sekolah di SMPS MATHLA UL HIDAYAH (SMPS MAHIDA) dengan beragam karya dan prestasi baik dalam dunia pendidikan maupun dalam dunia literasi. Satu kata buat Bu Aam, AWESOME!


Untuk mngenal Bu Aam lebih dekat bisa dilihat profil beliau di https://aamnurhasanah12.blogspot.com/2021/01/intip-profilku-yuks.html. Bu Aam, wanita hebat kelahiran Cipanas, 12 Agustus 1988 ini bercerita bahwa motivasi awal beliau untuk menjadi seorang moderator adalah terinspirasi dari sosok Mr.Bams yang saat itu sekelas dengan beliau di kelas pelatihan belajar menulis gelombang 8. Beliau kagum dengan semangat Mr.Bams saat menjadi ketua kelas yang bertugas memimpin abesnsi, rekap daftar hadir, rekap link blog juga menjadi moderator andal setiap minggu.


Dari situlah Bu Aam memiliki keinginan untuk mengikuti jejak Mr.Bams walau berhasil lulus pada gelombang 12 dan berhasil menerbitkan buku melalui hasil resume. Sejak menjadi alumni pula beliau tergabung dalam formasi anggota tim Omjay yang bertugas menjadi moderator bahkan berhasil membukukan pengalamannya ketika menjadi moderator. Bahkan tidak sampai kurun waktu  satu tahun beliau berhasil menerbitkan beberapa buku, baik solo maupun antologi diantaranya ada yang berhasil tembus penerbit Mayor yaitu buku dengan kolaborasi dengan Prof. Eko yang berjudul “Parenting 4.0: Mengenal Pribadi dan Potensi Anak Generasi Milenial Multiple Intelligence”. Bu Aam hebat, MasyaAllah… luar biasa!

 

Tema pertemuan kesepuluh ini adalah “ Teknik Membuat Resume Jadi Buku”. Ini nih materi yang akan menjawab rasa penasaran kita, khususnya para peserta pelatihan yang dalam hati sempat bertanya-tanya bagaimana cara membuat tugas resume sampai menjadi buku? kok bisa?. Ini dia jawabannya, baca sampai habis ya?


Resume adalah sebuah ringkasan atau rangkuman materi. Cara membuat resume adalah dengan menggunakan bahasa atau gaya penyampaian yang kita tangkap dari materi yang diberikan oleh narasumber. Resume itu bukan sekedar menyalin, salin dan temple secara utuh semua yang disampaikan oleh narasumber, namun hanya inti atau poin-poin penting lalu disertai pengalaman hidup, kesan atau lainnya yang dapat menjadikan tulisan kita terasa hidup dan renyah.


Caranya  Jika narasumber memberikan link blog kepada kita, main ke blognya. Pilih satu artikel yang menarik untuk di bahas. Jika narasumber memberikan PPT, ceritakan inti dari PPT nya. Jika narasumber memberikan link youtube, ceritakan inti isi materinya. Mudah kan?


Sebagai persyaratan kelulusan di kelas ini adalah membuat minimal 20 resume dan menerbitkan buku solo. Berat ya syaratnya? dikit (hihi..). Untuk tugas yang pertama lumayan sambil jalan sambil belajar, setelah materi segera eksekusi. Tugas kedua ini yang lumayan berat apalagi bagi penulis pemula yang mengerjakan tugas resume saja sudah tertatih terseok ,  masih sering telat mengumpulkan tugas (eh, itukan saya aja kali), apalagi menerbitkan buku. Tidak semudah itu, Ferguso!. Eits… lupa ya, barang siapa yang bersungguh-sungguh maka dia akan berhasil, Man Jadda Wajada. Bangun niat dan tekad yang kuat, bahwa setiap kita bisa menulis. Semangat…!


Yuk, simak tips berikut tentang teknik menulis resume hingga menjadi buku!

7 teknik menulis resume jadi buku :

1.       1. Mengumpulkan resume dalam file word

Ketika kita menulis resume, hendaknya kita kumpulkan filenya di word, sebaiknya jangan langung ditulis di blog. Hal ini untuk memudahkan kita untuk menyusun naskah buku nantinya.

2.       2. Menentukan tema

Jadikan tema yang sama menjadi satu bab. Misalnya pembahasan tentang penerbitan misal Penerbit Mayor (PT Andi) atau Penerbit indie(Gemala, Kamila Pres, YPTD), Lalu bab selanjutnya berisi tentang materi yang berisi beberapa motivasi dan seterusnya. 

3.       3. Membuat TOC (TABLE OF CONTENT)/ Daftar isi

Daftar isi dibuat berdasarkan tema yang kita jadikan satu seperti pada poin no 2. Misalnya Bab 1 isinya tentang kelas belajar menulis. Ada sudut pandang kita yang berisi pengalaman saat mengikuti kelas belajar menulis dan hal-hal yang memotivasi kita untuk menulis.

4.       4. Mulai mengembangkan TOC

Dalam mengembangkan TOC, kita bahas lebih mendalam isi perbab dan selingi dengan pengalaman pribadi supaya buku terasa hidup.

5.       5. Review, revisi, dan edit naskah

Ketika menulis naskah, kita jangan dulu melakukan revisi. Tuangkan ide yang berserak di sekitar kita terlebih dahulu. Jika naskah sudah selesai diketik, baru peserta lakukan sunting ejaan berdasarkan kitab PUEBI(Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia). Hal ini untuk meminimalisir typo atau salah ketik.

6.       6. Lengkapi Sinopsis buku

Sinopsis dibuat  untuk menarik  perhatian pembaca. Jika naskah sudah selesai, mintalah kata pengantar kepada Omjay, misalnya sebagai guru menulis kita. Kata sambutan kepada orang terdekat atau orang terpandang.  Jangan lupa profil penulis buku disimpan di halaman paling belakang.

7.      7.  Kirim ke Penerbit

Jika naskah sudah rampung, segera kirimkan ke penerbit. Tunggu dengan sabar proses penerbitan buku kita. 


Demikian kegiatan sharing malam ini bersama Bu Aam yang luar biasa. Sungguh sangat menginspirasi dan berhasil mengusir hawa-hawa kalah sebelum berperang. Terima kasih atas ilmunya Bu Aam, sehat dan sukses selalu.

Statement closing malam ini, “Menulislah agar hidupmu bermakna, menulislah agar hidupmu berwarna, menulislah hari ini agar kau dikenal esok hari”.

Semoga bermanfaat dan semangat meresume hingga menerbitkan buku. 



Salam Literasi,

Pulau Puteri, 25 Januari 2021

                                                     Berikut beberapa karya Bu Aam : 










Narasumber : Aam Nurhasanah, S.Pd

Peresume  : Hartatik Rahayu Ningsih


Kamis, 28 Januari 2021

Mental 5S Seorang Penulis

 

“Inspirasi yang sebenarnya adalah guru kehidupan, mereka yang mengajarkan arti hidup guna berjalan ke arah yang lebih baik. Merekalah  inspirasi menulis kita”. (Ditta Widya Utami)

Bismillahirrahmanirrahim…

Alhamdulillah…kesekian kali tak bosan mengucapkan syukur kehadirat Allah SWT, dengan Rahman Rahim-Nya kita semua masih diberi kesehatan, umur panjang dan kesempatan sehingga dapat mengikuti perkuliahan malam ini dalam forum pelatihan Belajar Menulis Bersama Omjay edisi hari Jum’at, 22 Januari 2021.

    Bersama kita malam ini moderator keceh Pak Cip, beliau yang akan memandu jalannya perkuliahan ini dengan susunan acara yang runtut dan sistematis. Diawali dengan kegiatan pembukaan, paparan narasumber, tanya jawab dan terakhir penutup .

    Adapun narasumber yang akan hadir bersama kita malam ini adalah Ditta Widya Utami seorang guru IPA cantik, muda, smart dan aktif dalam kegiatan literasi. Beliau hadir dengan mengusung tema unik untuk penulis pemula, yaitu “Mental Seorang Penulis”. nah.. kan dari judul temanya saja sudah bikin deg-degan. Mendengar kata “mental” itu seolah kita sedang dibawa pada sebuah kegiatan uji nyali atau tes yang berhubungan dengan uji kekuatan mental gitu.

    Namun jangan keburu berpikir berat, karena menurut bunda Ditta, sapaan akrab beliau. Bahwa sebetulnya salah satu alasan beliau mengangkat tema mental seorang penulis ini karena ada beberapa orang di grup menulis yang lebih memilih keluar grup saat terjadi perdebatan. Hal itu sangat  disayangkan. Harusnya sebagai seorang penulis tentu kita harus memiliki mental siap dikritik. Mental untuk berani legowo saat pikiran kita ditolak oleh yang lain. Jadi begitu, tak jauh-jauh sih saya juga sering menyaksikan di salah satu komunitas menulis betapa kritikan netizen itu amat tajam bukan hanya sekedar mengkritisi ejaan atau penulisan seperti yang kita harapkan, bahkan lebih pada isi cerita yang seakan-akan kita pelakunya. Selain itu kita juga tidak hanya ingin menjadi penulis sehari dua hari, namun menjadi seorang penulis seterusnya, ya kan? Maka dari itu seorang penulis membutuhkan mental yang kuat.

    Baik sebelum melanjutkan pada pemaparan materi, ada baiknya kita mengenal narasumber kita malam ini terlebih dahulu. Untuk mengenal beliau lebih dekat serta beberapa karya dan prestasi dan penghargaan yang telah beliau raih bisa dilihat profil beliau pada link berikut ini https://dittawidyautami.blogspot.com/p/profil.html  atau bisa main-main ke IGnya https://www.instagram.com/dittawidyautami/?hl=id

    Dalam dunia kepenulisan, sosok Bu Ditta ini ini tak perlu diragukan lagi. Melihat prestasi dan karya yang telah dihasilkannya meliputi 4 buku solo dan 10 buku Antologi. Belum lagi tulisan yang beliau post di platform menulis Wattpad. Beliau berkisah akan perjalannya hingga menjadi penulis andal seperti sekarang. Beliau juga alumni pelatihan belajar menulis ini gelombang ke-7. Beliau suka menulis sejak SD. Menulis di buku diary. Hingga masuk SMP mulai merambah ke Mading. Beliau juga pernah membuat novel di buku tulis lalu disebar ke teman teman untuk dibaca. Jadi teringat jejak teman-teman saya yang kini menjadi novelis hebat, dulu di pesantren juga suka menulis di buku dan jadi rebutan antri teman se-angkatan hingga kakak kelas. Ketika masuk SMA beliau mulai suka menulis di Friendster. Hingga masuk dunia perkuliahan mulai mengenal blog dan menulis di blog.

    Untuk menjadi seorang penulis  hebat, selain mengetahui teknik menulis, penting bagi kita untuk memiliki mental yang kuat dan sehat. Mari kita lihat kisah beberapa penulis tersohor baik di dalam maupun di luar negeri, betapa mereka mengawali karirnya sebagai penulis itu tidak mudah. Mereka harus beberapa kali jatuh bangun hingga pada akhirnya dengan mental kuat yang mereka miliki, mereka bisa bangkit dan berhasil berada di titik ini. Meraih kesuksesan dengan beberapa karya mereka dikenal dunia. Seperti JK Rowling saat dulu menjajakan naskahnya ke penerbit kondisinya sungguh memprihatinkan. Tapi justru dari kepahitan itulah yang membuatnya tidak menyerah apalgi berhenti dari satu penerbit ke penerbit lain.

    Jadi yang dimaksud mental kali ini adalah lebih kepada sebuah cara berpikir untuk dapat belajar dan merespons suatu hal.  Sebagaimana yang dilakukan para penulis hebat dalam menghadapi setiap tantangan, pengalaman, kepahitan, kegagalan, kesuksesan, kritik pedas, dsb itu yang akan menempa mental kita sehingga bisa sekuat baja. Sambil ngemil kita lihat tayangan di channel youtube berikut yuk!  https://youtu.be/UkRDLmA4dUY

 5 Mental yang Harus Dimiliki Seorang Penulis :

1. Siap Konsisten

"Teruslah menulis setiap hari dan buktikan apa yang terjadi." (Omjay)

Sebagaimana kutipan ajaib Omjay yang terus menerus juga diulang-ulang sebagai motivasi bagi penulis pemula, hendaknya hal itu telah emnjadi bekal dasar kita untuk konsisten menulis. Jika kita sudah berniat untuk meningkatkan skill menulis, maka kita harus ingat bahwa menulis adalah sebuah kata kerja. Artinya, harus ada tindakan nyata. Dengan kondisi saat ini telah banyak tersedia platform untuk menyalurkan hasrat menulis seperti Wattpad, KBM, atau di blog pribadi serta media sosial.   

Semua orang mungkin bisa menulis. Tapi, untuk jadi penulis andal, butuh mental kuat agar bisa konsisten menulis. Salah satu tips agar bisa memiliki mental untuk konsisten adalah dengan mengenali diri sendiri. Sehingga tantangan apa pun yang menghadang, kita akan tau apa yang harus kita lakukan.

2. Siap Dikritik

Saat  kita memutuskan untuk memublikasikan hasil tulisan kita di blog/buku/media sosial/media massa, dan lain-lain. Maka penting untuk kita sadari bahwa tulisan kita telah menjadi "milik publik".

Dengan demikian, kita harus menyiapkan mental untuk menerima masukan dari publik. Tak hanya bersiap untuk komentar baik, kita pun harus bersiap bila ternyata ada yang mengkritik dengan cukup tajam atas tulisan kita.

Dengan adanya masukan/kritik dari berbagai pihak, kita bisa mengetahui kekurangan dalam tulisan kita. Bukan hanya dari kacamata sendiri, tapi juga dari kacamata pembaca.

 3. Siap Belajar

Setelah kita mulai konsisten menulis dan sudah bisa menerima saran maupun kritik, maka sesungguhnya kita memiliki mental untuk belajar bertumbuh. Adapun cara menumbuhkan mental siap belajar adalah :  

a. Melakukan riset

Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas tulisan adalah dengan melakukan riset. Bisa dengan berkunjung ke perpustakaan, berkunjung ke toko buku untuk mengamati buku-buku best seller, melacak apa yang sedang menjadi trend di sosial media maupun dengan google traffic, dsb.

b. Tambah Bacaan

dengan kondisi saat ini dimana  literasi begitu digaungkan, maka kita harus menyiapkan mental untuk siap menjadi orang yang literat. Salah satunya dengan meningkatkan daya baca. Daya baca lo ya, bukan minat baca. Kalau minat baca sepertinya hampir sebagian orang suka membaca namun yang membedakan adalah kemampuan untuk memahami isi bacaan secara mendalam. Untuk membedakan antara daya baca dan minat baca, bisa dibaca ulasan Bu Ditta tentang gambaran hal tersebut secara lugas di https://dittawidyautami.blogspot.com/2021/01/minat-baca-vs-daya-baca.html

4. Siap Ditolak

Mental berikutnya yang perlu kita bangun adalah mental siap ditolak oleh media maupun penerbit, dan lain-lain.

Saat naskah kita ditolak, coba lagi dan cari alternatif lain. Misal dengan menerbitkan sendiri atau dipublish di berbagai media sosial.

 5. Siap Menjadi "Unik"

Selanjutnya mental yang perlu kita bangun untuk menjadi penulis adalah Jadilah unik dengan tetap menjadi diri sendiri. Menulis dengan gaya tulisan kita sendiri dan sesuai dengan apa yang kita sukai dan kita kuasai. Karena setiap penulis memiliki gaya tulisan khas-nya masing-masing.seperti penulis idola saya Khilma Anis penulis novel best seller Hati Suhita tulisan beliau selalu identik dengan dunia pesantren dan ketegaran, kecerdasan juga tirakat seorang perempuan namun tidak memudarkan kodrat dan keanggunannya.  Ning Nisaul Kamilah, Founder Halaqoh 1001 Aksara setiap kali membaca tulisannya tanpa disadari kita mendapatkan petuah, ilmu juga nasehat yang sangat menyejukkan. Seperti membaca buku pelajaran rasa novel, ringan dan terasa lebih mudah dipahami.   



     Nah, untuk kita yang baru akan menulis. Mulai kenali dari sekarang apa yang unik dari kita, dengan mengenali apa yang kita sukai dan merangkai dalam tulisan. Terus berlatih dan konsisten menulis agar terbiasa.  

    Lalu bagaimana jika kita sudah berusaha membangun mental 5S di atas namun ternyata kita belum memiliki rasa percaya diri untuk mempublikasikan tulisan kita?. Nah kita untu meningkatkan rasa percaya diri kita dalam menulis diantaranya antara lain dengan semakin meningkatkan kapasitas menulis kita dengan cara banyak membaca, ikut pelatihan menulis, ikut lomba menulis, mencoba membuat buku dan berbagi dengan teman sesama penulis misalnya.

 Demikian Pelatihan Belajar Menulis malam ini. Sangat luar biasa menambah motivasi. Saya merasa senang dan semangat untuk terus berlatih dan membangun mental kuat demi harapan menjadi penulis hebat hingga dapat menghasilkan karya hebat pula. Amiin…

Saya mengucapkan terima kasih banyak kepada Bu Ditta atas ilmunya malam ini. Semoga bermanfaat sebagai bekal kami memnggapai mimpi sebagai penulis. Sehat dan sukses selalu.

 

 

Salam Literasi,

Pulau Puteri,22 januari 2021-01-28

Narasumber : Ditta Widya Utami

Peresume     : Hartatik Rahayu Ningsih


Rabu, 27 Januari 2021

Mari Menulis dan Menerbitkan Buku!

 

Tiada kata terlambat untuk menulis, tulislah segera apa yang  Anda suka, Anda dengar, Anda lihat, Anda baca dan Anda rasakan untuk berbagi kebaikan ( Cak Inin 2020)

Bismillah… Alhamdulillah dengan ijin dan pertolongan Allah, mala mini masih diberi kesempatan untuk kembali mengikuti materi selanjutnya yaitu pertemuan kedelapan edisi Rabu, 20 Januari 2021. Dalam kesempatan ini, narasumber hebat yang akan berbagi ilmu dengan kita beliau bapak Mukminin S.Pd., M,Pd. dengan tema “Tips Menulis dan Menerbitkan Buku ke Penerbit”. Bersama dengan narasumber hebat ini, yang akan memandu jalannya perkuliahan malam ini rencananya adalah Mr.Bams guru TIK sekaligus guru blogger hebat, namun karena beliau sedang ada kepentingan keluarga maka digantikan oleh Pak Cip yang tak kalah keren luar biasa.

Bapak Mukminin yang akrab dipanggil Cak Inin adalah seorang guru di SMP I Kedungpring Lamongan sejak 1989 hingga saat ini. Beliau memiliki prestasi luar biasa dalam dunia pendidikan juga dalam dunia literasi walau di usia yang tak muda lagi, 55 tahun. Beliau mulai ikut belajar menulis mulai 29 Maret s.d. Desember 2020 beliau telah berhasil menerbitkan 2 buku solo yaitu 55 Pantun Nasihat diterbitkan kelompok Majas Bojonegoro dan Jurus jitu Menjadi Penulis Andal Bersama Pakar diterbitkan KAMILA PRESS LAMONGAN.  

Juga 8 buku karya bersama ( Antologi ) yang salah satunya berjudul “Menciptakan  Pola Pembelajaran yang Efektif dari Rumah”, buku ini pula yang menjadi rujukan para guru saat ini karena  relevansinya dengan keadaan saat ini, yaitu kegiatan BDR (Belajar Dari Rumah).  

Buku Solo dan Antologi karya Cak Inin

Untuk mengenal Cak Inin lebih dekat serta deretan kegiatan dan prestasinya, yuk intip profil beliau di sini https://cakinin.blogspot.com/2020/10/curiculum-vitae.html

Bersama Cak Inin mala mini, kita akan mendengar pemaparan beliau tentang ilmu menulis hingga proses menerbitkan buku. Materi ini luar biasa bagi kita yang ingin terus bersemangat untuk konsisten menulis hingga berhasil menerbitkan buku. Waah… tak sabar menanti.

Tentang menulis ada sebagian orang mengatakan bahwa  menulis itu mudah, semudah bicara. Pendapat tersebut memang benar. Jadi gini bagi kita yang kesulitan menulis namun lebih mudah ketika berbicara, maka cara yang bisa dilakukan adalah, kita  bicara lalu direkam dengan hp (Writter plus atau Color Note) langsung terekam setelah itu edit saja maka jadilah sebuah tulisan. Saya juga sering mempraktikkan hal ini ketika sedang ingin menulis status di Fb namun tidak sempat untuk menuliskan dalam note jadi seketika langsung rekam lewat rekam suara WA dikirim dalam grup yang saya buat dengan saya sendiri di dalamnya nama BANK IDE  SAIA. Sembari mendengarkan rekaman suara maka saya menulis dan memoles sedemikian rupa jadi deh.

Semudah itu trik menulis jika kita berpikir sulit untuk memulai menulis. Maka sekali lagi, mulailah menulis apa saja  yang kita dengar, kita lihat, kita baca dan kita rasakan. Apa saja  yang kita dengar, kita lihat, kita baca dan kita rasakan. Seperti materi awal mula ketika kita menerima materi awal dari Omjay.

Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh penulis pemula ketika hendak menerbitkan buku adalah:

1. Diperlukan sebuah keberanian dan tekad yg kuat untuk mempublikasikan tulisan dg harapan berbagi pengalaman. 

        Tanpa niat yang kuat maka tidak akan terbit buku kita. Karena menulis itu bukan  karena bakat tetapi karena niat kuat untuk menulis dan terus menulis dan terus berlatih.

2. Kita harus berpola pikir  bahwa menulis itu mudah

        Jangan berkata menulis itu sulit. Dengan berkata menulis itu mudah maka otomatis pikiran dan hati kita diberi kemudahan. Kalau dibalik menulis itu sulit maka terhentilah pikiran dan hati kita untuk menulis bahkan akan mengalami kebuntuan. Karena terpola. Percayalah ucapan adalah doa.

3. Kenali pasion Anda ( potensi Anda)

        Anda lebih suka menulis buku bisnis,  agama, pendidikan, fiksi(cerpen, novel, roman, IT, motivasi dll ). Dengan mengenali potensi Anda maka akan mempermudah Anda untuk menulis. Sehebat apapun potensi Anda tanpa diasah dan berlatih terus maka sia-sia.   Dengan demikian kita terus berlatih menulis dan menulis.

4. Banyak membaca.

        Untuk menjadi penulis buku bisa diperoleh melalui pengalaman dan pengetahuan dengan banyak membaca buku wawasan kita akan bertambah dan bisa kita tulis menjadi buku yg menarik. Selanjutnya Langsung action parktik menulis apa saja yg Anda  suka lalu simpan di blog pribadi. Bisa berupa resume kuliah online bersama Om Jay, puisi, cerpen, artikel, kisah perjalanan, motivasi dll. Yang nantinya kita jadikan buku.

Sebagai guru sekaligus ibu rumah tangga yang memiliki beban pekerjaan serta kesibukan luar biasa. Terkadang kita memiliki persoalan yaitu merasa sulit mencari waktu untuk menulis dengan tenang, atau seketika merasa buntu untuk merangkai tulisan di saat yang kurang efektif. Maka hal yang perlu kita perhatikan adalah manajemen waktu yang baik agar  tetap konsisten menulis walau di kepala berjejal berbagai macam pekerjaan, juga ide berdesakan yang telah menanti untuk segera dikeluarkan. 

Berikut tips yang perlu kita lakukan untuk dapat segera mengabadikan peristiwa atau kejadian menjadi tulisan:

1. Segera mengabadikan peristiwa dengan kamera handphone, lalu tulis garis besar peristiwa dengan rumus 5W + 1H,  atau tulis di buku catatan / kertas atau langsung merekam dengan perekam di ponsel kita.

2. Tentukan waktu yg tepat untuk menulis. Setiap orang memiliki kesibukan yang tidak sama,begitu juga dalam menulis. Ada yang sempat habis sholat subuh, ada yang sebelum tidur. yang penting dalam sehari konsisten menyelesaikan sebuah tulisan hingga mengembangkan pokok-pokok tulisan menjadi tulisan yang baik, enak dibaca dengan kalimat pendek, sederhana yang mudah dipahami.

3. Tampilkan tulisan kita dengan ciri khas  tulisan gaya sendiri ( Trade Mark ).

4. Jangan membatasi jumlah halaman, mengalir saja, tulislah sebanyak-banyaknya. Jangan menulis sambil mengedit. Tulis saja sampai selesai baru kita edit Sampai benar-benar bagus sesuai dg EYD / EBBI.

5. Mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan proses penerbitan buku:
      a. Bagaimana membuat cover buku.
      b. Bagaimana Judul yg menarik perhatian pembaca.
      c. Apa saja yang harus dikirim ke penerbit dari naskah / tulisan kita menjadi buku.

6. Siapkan kata pengantar

7. Daftar Pustaka

8. Biodata penulis

9. Sinopsis untuk cover buku bagian belakang berisi, inti dari isi buku kita,  kelebihan buku kita dan untuk promosi)

10. Semua jadikan 1 file kirim ke ke penerbit lewat email dan lewat WA

Setelah mempelajari tentang teknis menulis serta trik menerbitkan buku. Selanjutnya kita mengenal seluk beluk penerbitan sebagai sarana menerbitkan buku. Dengan tujuan agar kita tak salah kaprah, salah masuk dan akhirnya merasa hasil kerja kita sia-sia, ya kan?.

Penerbit buku itu ada dua macam. Yaitu penerbit mayor dan penerbit Indie. Mari kita telaah lebih dalam perbedaan diantara keduanya dengan uraian berikut : 

1.  Jumlah Cetakan di penerbit mayor.

  • ·         Penerbit mayor  mencetak bukunya secara masal. Biasanya cetakan pertama sekitar 3000 eksemplar atau minimal 1000 eksemplar untuk dijual di toko-toko buku.
  • ·         Penerbit indie : hanya mencetak buku apabila ada yang memesan atau cetak berkala yang dikenal dengan POD ( Print on Demand) yang umumnya didistribusikan melalui media online Facebook, Twitter, Instagram, Youtube, WA grup dll.

2.  Pemilihan Naskah yang Diterbitkan

  •  Penerbit mayor :

Sebelum menerbitkan sebuah naskah penerbit mayor melewati beberapa tahapan. Mereka ekstra hati-hati dalam memilih naskah yang akan mereka terbitkan dan tidak akan berani mengambil resiko untuk menerbitkan setiap naskah yang mereka terima. Penerbit mayor memiliki syarat yang semakin ketat, harus mengikuti selera pasar, dan tingginya tingkat penolakan.

  • ·         Penerbit indie :

Tidak menolak naskah. Selama naskah tersebut sebuah karya yang layak diterbitkan; tidak melanggar undang-undang hak cipta karya sendiri, tidak plagiat, serta tidak menyinggung unsur SARA dan pornografi, naskah tersebut pasti kami terbitkan. Kami adalah alternatif baru bagi para penulis untuk membukukan tulisannya.

3.  Profesionalitas

  • ·         Penerbit mayor :

               Penerbit mayor tentu saja profesional dengan banyaknya dukungan SDM di perusahaan besar            mereka.

  • ·         Penerbit indie :  

            Sebagai penulis, harus jeli memilih siapa yang akan jadi penerbit buku kita. Jangan tergoda dengan paket penerbitan murah, tapi kualitas masih belum jelas. Mutu dan manajemen pemasaran buku bisa menjadi ukuran penilaian awal sebuah penerbitan. Kadang murah Cover kurang bagus, kertas dalam coklat kasar bukan bookpaper ( kertas coklat halus).  

4.  Waktu Penerbitan

  • ·         Penerbit mayor :

Karena penerbit mayor adalah sebuah penerbit besar, banyak sekali alur kerja yang harus mereka lalui. Pada umumnya sebuah naskah diterima atau tidaknya akan dikonfirmasi dalam tempo 1-3 bulan. Jika naskah diterima, ada giliran atau waktu terbit yang bisa cepat, tapi ada juga yang sampai bertahun-tahun. Bersyukur kalau buku bisa cepat didistribusikan di semua toko buku. Namun, jika dalam waktu yang ditentukan penjualan buku tidak sesuai target, maka buku akan dilepas oleh distributor dan ditarik kembali oleh penerbit.

  • ·         Penerbit indie :

Penerbit indie biasanya akan segera memproses naskah yang diterima dengan cepat. Dalam hitungan minggu sudah bisa terbit. Karena memang tidak fokus pada selera pasar yang banyak menuntut ini dan itu. Ia menerbitkan karya yang penulisnya yakin karya tersebut adalah karya terbaiknya dan layak diterbitkan sehingga tidak memiliki pertimbangan rumit dalam menerbitkan buku.

5.  Royalti

  • ·         Penerbit mayor :

Kebanyakan penerbit mayor mematok royalti penulis maksimal 10% dari total penjualan. Biasanya dikirim kepada penulis setelah mencapai angka tertentu atau setelah 3-6 bulan penjualan buku. 

  • ·         Penerbit indie :

Umumnya 15-20%  dari harga buku. Dipasarkan dan dijual penulis lewat fb, Instagram, wa grup, Twitter, status, dll

6. Biaya penerbitan

  • ·         Penerbit mayor :

Biaya penerbitan gratis. Itulah sebabnya mereka tidak bisa langsung menerbitkan buku begitu saja sekalipun buku tersebut dinilai bagus oleh mereka. Seperti yang sudah disebut di atas, penerbit mayor memiliki pertimbangan dan tuntutan yang banyak untuk menerbitkan sebuah buku karena jika buku tersebut tidak laku terjual, kerugian hanya ada di pihak penerbit.

  • ·         Penerbit indie :

Berbayar sesuai dg aturan masing-masing penerbit. Antara penerbit satu dengan yang  lain berbeda. Karena pelayanan dan mutu buku yg diterbitkan tidak sama.

           

        Termasuk contoh penerbit mayor adalah Gramedia Pustaka Utama, Mizan, Republika, Grasindo, Loka Media, Tiga Serangkai, Bentang Pustaka, Erlangga, Yudhistira,  Andi Yogyakarta dan lain sebagainya. Sedangkan diantara penerbit Indie seperti KAMILA PRESS LAMONGAN yang melayani cetak buku , jasa lengkap dengan jasa desain cover buku, Lay out, editing dan ISBN.  

        Demikian Pelatihan Belajar Menulis edisi Rabu kali ini. Sarat ilmu dan motivasi. Semoga bermanfaat bagi kita semua yang memiliki tekad menjadi penulis dan ingin menerbitkan buku.  Terima kasih Cak Inin atas sharing ilmu dan pengalamannya, sehat selalu.

Sebagai kalimat penutup, Cak Inin kembali memotivasi kami dengan quote hebatnya. Ayo terbitkan buku!. Tiada kata terlambat.

 

Torehkan penamu dari hikmah jejak  kakimu, siapa tahu itu jadi penolongmu ( Cak Inin 2020)

Kalau kamu ingin panjang umurmu, maka Menulislah ( Cak Inin 2020)  ~ ( Buku Jurus Jitu Menjadi Penulis Andal Bersama Pakar )

  



Pulau Puteri, 20 Januari 2021


Narasumber : Mukminin S.Pd., M,Pd

Peresume   :  Hartatik Rahayu Ningsih


Jumat, 22 Januari 2021

Trik Jitu Menulis Buku

 

Bismillah…

    Alhamdulillah... masih diberi kesehatan, kesempatan untuk kembali mengikuti materi pada pertemuan ketujuh pada malam ini edisi Senin, 18 Januari 2021 dengan tema “ Produktif Menulis Buku” . Dua jam ke depan dari pukul 19.00 sampai pukul 21.00 WIB kita akan dibersamai oleh narasumber hebat ibu Noralia Purwa Yunita, M.Pd , dan dipandu oleh moderator sekaligus penulis hebat pula Bu Aam Nurhasanah. Pada pertemuan kali ini kita akan mengupas tuntas trik-trik menulis hingga proses menerbitkan buku.

    Beliau, Bu Nora kelahiran Kudus 12 Juni 1989. Weeeh… seumuran saya nih, masih muda namun memiliki segudang prestasi dan karya. Auto seneng donk sebentar ,karena ternyata tetiba cicak berbunyi menyadarkankanku bahwa lebih banyak saya tua-nya namun prestasi minim. Hehe… never mind, but let's gone be by gone. Akan selalu ada mentari setelah gulita, betul?

    Baiklah kembali ke materi. Bu Nora seorang tenaga pendidik di SMP Negeri 8 Semarang, beliau juga alumni kelas belajar menulis gelombang 8. Beliau berkisah bahwa beliau mulai  menulis  'lagi' semenjak pandemi mewabah di Indonesia, lebih tepatnya mulai bulan April 2020. Beliau mulai menyalurkan hasrat terpendamnya untuk menulis kembali. Hasrat itu semakin besar setelah tergabung ke dalam grup menulis dengan Om Jay dkk.

    Untuk Mengenal sosok Bu Nora lebih lengkap serta kegiatan dan prestasinya, Berikut profil Bu Nora.

 


    Terhitung hingga akhir tahun 2020 kemarin, beliau berhasil menulis 8 buku ; 4 buku solo dan 4 buku antologi. Alhamdulillah…MasyaAllah … LUAAARRR BIASAAA… KEREEN!

Berikut karya-karya Bu Nora :

  • Karya Pertama Digital Mindset

Buku ini adalah karya pertama beliau  bersama prof hebat Prof Richardus Eko Indrajit Yang berhasil terbit di penerbit Andi

  • Karya kedua merupakan naskah antologi bersama gelombang 8 berjudul Kisah inspiratif Sang Guru.
  • Karya ketiga yaitu antologi dengan para peserta di beberapa gelombang. Saat itu ketika Om Jay mengadakan lomba blog dan hasilnya karya tersebut dibukukan. ( gambar buku pola pembelajaran efektif dari rumah)
  • Karya keempat merupakan buku hasil resume menulis di pelatihan berjudul " Jurus Jitu menulis dan Berprestasi" 
  • Karya kelima, "Gamification"kembali kolaborasi dengan Prof Eko dan saat ini masih dalam  proses review di Penerbit Andi  
  • Karya keenam Kiat Praktis Menulis Modul
  • Karya ketujuh  Antologi Dengan 3 siswi hebat 
  • Terakhir karya kedelapan, kompilasi dengan para penulis di YPTD, penerbit asuhan bapak Thamrin Dahlan yaitu buku berjudul (Prahara Di tengah Corona)

Selain buku, beliau juga menghasil beberapa karya yang diterbitkan di media cetak maupun daring yang tidak bisa disebut satu persatu saking banyaknya mungkin.


MasyaALlah hebat luar biasa…! empat jempol masih kurang rasanya buat mengacungi  prestasi guru muda satu ini. Masih muda namun sudah menghasilkan karya segudang. Duhhh jadi pingin nyempil terasa betapa hamba hanya remahan rengginang mlempem di pojok kaleng Kong Guang penyok berkarat lagi, beh.

Akhirnya masuk pada sesi yang ditunggu-tunggu, narasumber keceh ini akan membagikan trik rahasia suksesnya menerbitkan beberapa karya sekaligus bahkan dalam waktu relatif singkat alias kilat. Nih simak trik menulis ala bu Nora berikut :

1. Mengikuti program menulis antologi atau kolaborasi

Pilihan ini dirasa sangat tepat untuk kita yang  memang belum pede untuk menulis solo, kita dapat mengikuti beberapa program menulis antologi ataupun kolaborasi dengan beberapa penulis.

Seperti pengalaman beliau, awalnya beliau juga melakukan hal yang sama. Hal.ini pula yang saya karena  selain dapat belajar dari karya penulis lain, kita juga tidak dituntut menulis terlalu banyak bab untuk dijadikan buku

2. Menulis setiap hari di blog

Ini nih yang agak berat karena emang moodnya gak selalu bagus atau alesan lain ya, eh itu saya hihi. Beda donk sama penulis hebat ini. Beliau selalu menulis resume di blog pribadinya ketika menjadi peserta di gelombang 8 secara rutin setiap kali mendapatkan materi  . Nah, resume tersebut  yang akhirnya menjadi   1 buku berjudul Jurus Jitu menulis dan berprestasi yang merupakan kumpulan resume dari pelatihan bersama Om Jay. Ayuk…kobarkan semangatmu menyelesaikan tugas resume kaka…

Seperti  yang Bu Nora tulis dalam blognya, terdapat banyak kumpulan tulisan, tentang resume, tentang curhatan guru di masa pandemi, Tentang pembelajaran, dan lain2. Kita dapat  dapat berjalan-jalan sebentar di blog Bu Nora ya? Untuk ngintip tulisan-tulisan hebat beliau seperti salah satu tulisan ini yang beliau tulis setelah mengikuti webinar tentang Assessment Merdeka Belajar https://noraliapurwa.blogspot.com/2020/06/assessmen-merdeka-belajar-seperti-apa.html

3. Menulis di media sosial

Ini buat kita-kita yang suka bikin status di Facebook atau instagram. Daripada nulis alay atau curhatan gak jelas kan mending  kita arahkan hobi ini untuk menulis sesuatu yang lebih berarti. Misalnya cerita motivasi, pengalaman pribadi ataupun cerpen. Tulis secara rutin, nanti dikumpulkan jadi deh buku.

4. Menulis buku harian

Kata siapa menulis di buku harian tidak bermanfaat?. Buku harian ternyata dapat berbuah karya sebuah buku lho..!. cerita kita, tentang perasaan kita sedih, senang atau apapun yang kita tuangkan dalam buku harian kita dapat menjadi inspirasi ide menulis. Tinggal poles atau rubah ke dalam bentuk fiksi , jadi deh novel atau buku fenomela. Waaah ….

5. Ajak siswa untuk menulis

Nah bagi kita, bapak atau ibu yang berprofesi sebagai pendidik. Mengajak siswa menghasilkan karya dengan cara member tugas mereka  menulis puisi, cerpen atau pantun.dengan tema tertentu. Lalu bukukan karya tersebut, pasti mereka bakal senang.

Atau mengajak siswa bergabung dengan komunitas kepenulisan  dengan membuat WA grup menulis dengan siswa, sebarkan info ini ke wali kelas masing-masing untuk diinformasika kepada siswa. Bagi mereka  yang tertarik dapat langsung masuk ke grup tersebut.Kita tentukan tema penulisan, berikan arahan, tinggal buat karya bersama deh.

 Mudah kan tipsnya? Iya mudah sekali namun jika konsisten melaksanakan tips-tips tersebut.

    Selanjutnya cikgu Nora memberikan ilmu tentang cara penulisan buku. Gimana sih cara penulisan buku yang baik terlebih bukunya bisa menarik?. Dalam kepenulisan buku beliau banyak belajar dari  buku UKTUB karya bapak  Akbar Zainuddin dengan  jurus TOJTRP ala Pak Akbar. 

Jurus TOJTRP Dalam Menulis Buku :

1. Tema

Tentukan tema buku yang akan ditulis

2. Outline / TOC/ Daftar isi

Terdapat beberapa alasan pentingnya pembuatan daftar isi:

  • Daftar isi merupakan kerangka pikiran kita dalam menuangkan setiap ide dalam buku yg akan kita tulis
  • Daftar isi dapat membantu menjabarkan tiap bab dan sub bab dalam buku
  • Kita dapat mengetahui awal dan akhir dari buku kita melalui daftar isi
  • Membantu kita dalam mencari referensi / pustaka yang kita butuhkan
  • Agar tulisan dalam buku kita lebih terfokus dan tidak sampai keluar bahasan / topic
  • Dan yang paling penting, adanya daftar isi ini akan membantu kita untuk menjadwalkan kapan buku kita harus selesai. Dengan kata lain target waktu selesainya buku

    Kalau kemarin kita sempat belajar dengan Bu Kanjeng tentang buku yang baik harus jujur yakni terdapat kesinambungan antara judul buku daftar isi. Lalu bagaimana cara membuat daftar isi yang baik?. Nah pada sesi  belajar dengan Bu Nora kali ini kita akan belajar tentang cara  membuat daftar isi tergantung jenis buku yang kita tulis sebagai berikut :

Untuk naskah non fiksi

 1. ikuti pedoman 2W+ 1H

  •  Bab awal merupakan bab yang menjawab why, artinya mengapa. Dalam hal ini BAB awal dapat berupa

MENGAPA .....

PENTINGNYA ....

ALASAN.....

  • bab selanjutnya menjawab WHAT (apa)

Artinya bab tersebut menjelaskan pengertian, jenis, atau mungkin ciri khusus dari apa yang akan kita tulis di buku kita

Sebagai contoh

MENGENAL MEDIA ....

APA ITU MEDIA ....

SPESIFIKASI MEDIA ...

  • bab berikutnya yang biasanya merupakan bab akhir, biasanya menjawab HOW (bagaimana). Nah, untu menjawab HOW ini, dapat dibuat lebih dari 1 bab karena How meliputi tahap pembuatan, pelaksanaan, penerapan, hasil dan kelebihan serta kekurangan.

Misal :

PENERAPAN MODEL ....

IMPLEMENTASI ..

PERANCANGAN....

HUBUNGAN MODEL ....

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN MODEL ....

Sedangkan untuk naskah Fiksi seperti novel,cara membuat daftar isinya yaitu:

  • Tentukan prolog. Biasanya pengenalan tokoh, setting cerita, awal cerita. Biasanya di prolog ini belum ada konflik, alur juga belum terlalu terlihat karena masih merupakan bagian awal dari cerita
  • Tentukan konflik cerita, biasanya di bab2 pertengahan sudah mulai muncul apa yang  menjadikan konflik atau permasalahan dari cerita itu. Ini merupakan bab inti karena di dalamnya ada hikmah yang dapat diambil dari pembaca
  • Tentukan klimaks dari konflik. Ini biasanya masih ada di bab pertengahan yang merupakan puncak dari konflik yang terjadi.
  • Tentukan solusi dari konflik yang ada. Ini merupakan bagian bab sebelum akhir bab.Biasanya penulis menyajikan solusi permasalahan dari konflik yang terjadi, jalan keluar, adanya hikmah dan pesan kepada pembaca
  • Tentukan epilog yang merupakan akhir dari cerita dan tentunya merupakan bab penutup dari cerita di naskah fiksi. Entah happy ending atau justru sad ending itu adalah hak mutlak author untuk menyelesaikannya.

    

    Nah setelah membuat daftar isi baik untuk tulisan fiksi maupun non fiksi, maka kita dapat mengembangkan kerangka tulisan dari daftar isi tersebut. Jika di tengah jalan tetiba kita mendapatkan ide baru untuk penambahan daftar isi, hal itu tak mengapa aasal tidak melenceng jauh dari tema tulisan kita.

    Selanjutnya sebelum kita masuk pada langkah ketiga dalam pembuatan buku, setelah kita mempunyai TOC / outline tadi. Maka kita harus mencari REFERENSI sebagai acuan dan  mendukung penulisan buku. Baik itu fiksi maupun non fiksi sehingga isinya dapat kita pertanggung jawabkan dan tidak terkesan nguawur sesuai imajinasi kita tanpa referensi atau survey terlebih dahulu. Kan malu kalau dibaca oleh mereka pembaca yang lebih “ faham”

3. Jadwal

Jadwal kita tentukan berdasarkan outline yang kita buat, misal kita ingin 1 bulan selesai sementara kita memiliki 5 bab di outline kita, tinggal dibagi saja waktu 1 bulan itu dengan 5 bab. Itu adalah waktu kita menyelesaikan buku 5 Bab dalam 1 bulan.

Cepat lamanya suatu proses penulisan buku tergantung penulis Bu. Maka dari itu kita harus berikan deadline, karena dengan deadline tersebut, semua akan terjadwal sesuai rencana kita. Jika tidak, maka akan molor dan semakin molor yang akhirnya naskah buku tidak pernah selesai

4. Tulis

Setelah outline oke, jadwal fix,  referensi siap. Tinggal tulis deh sesuai dengan outline yang kita buat.

5. Revisi

Nah,,ini nih yang biasanya waktunya paling lama. Setelah semua tulisan selesai hingga bab akhir, lakukan revisi.

Revisi dapat dilakukan dengan swaeditinv atau dengan bantuan beberapa teman. Hal ini sangat berguna untuk menemukan kesalahan dalam penulisan buku . Baik dalam EYD, struktur kalimat atau pemilihan kosa kata. Dengan demikian, hasil buku kita akan lebih renyah ketika dibaca.

6. Terakhir penerbit

setelah semua beres, naskah lengkap sudah editing, pelengkap naskah sudah oke,,tinggal deh masukkan ke penerbit. Entah penerbit mayor maupun indie.

 

    Sangat luar biasa pertemuan malam ini, dengan narasumber hebat, inspiratif daging semua. WOW banget lah pokoknya seperti berkobar semangat saya yang sempat loyo ketinggalan beberapa resume ditengah melakakukan tugas sebagai OPS baru. Hayoo FIGHTING !

    Hingga memasuki sesi Tanya jawab ada satu pertanyaan yang seakan mewakili perasaan saya di tengah kekaguman terhadap prestasi bu Nora dalam menghasilkan beberapa karya dalam waktu singkat. Dari Pak Miftah di Demak jawa Tengah beliau bertanya,  “Bagaimana membangkitkan minat untuk menghasilkan buku, dimana kami tidak punya basic seperti bu Nora?”

Jawaban bu Nora sangat memotivasi sekali sebagai berikut :

Pada dasarnya semua orang pasti bisa menulis, karena dasar dari menulis adalah berbicara dan membaca. Hanya saja keterampilan ini kurang terasah. Kita lebih suka berbicara. Saya yakin, jika kita diminta bercerita sesuatu, pasti akan sangat lancar. Lain halnya ketika hal ini dituangkan dalam bentuk tulisan. Bingung diksi, EYD, struktur kalimat, dan lain sebagainya.

Sebagai awalan, tulislah sesuatu yang kita sukai. Kita suka traveling, ceritakan objek2 yang kita datangi. Kita suka belanja, review produk2 yang kita beli. Atau menulis kisah perjalanan hidup bertemu dengan pasangan suka duka hingga kini atau suka duka ketika menjadi guru juga dapat diceritakan dalam bentuk tulisan. 

Nah ketika menulis, tulis sebebas-bebasnya, lupakan masalah diksi, EYD dan lain2. Tulis hingga selesai terlebih dulu,,baru deh jika sudah selesai, dibaca berulang-ulang, jika perlu minta orang lain untuk membaca dan memberikan komentar. Dari situlah tulisan kita akan diberikan koreksi dan semakin mantab hasilnya.

Satu lagi trik dari Bu Nora untuk terus semangat dalam menghasilkan karya adalah beliau memiliki satu motivasi, yaitu  ingin berbagi dan bermanfaat untuk sesama. Seorang penulis akan  merasa sangat senang jika banyak yang membaca karyanya . Dan itu adalah kepuasan tersendiri seorang penulis yang tidak dibandrol dengan harga apapun.

Sekali lagi pesan beliau sebelum undur diri, “Buatlah karya yang dikenang sepanjang masa agar kehidupan menjadi lebih bermakna dan bermanfaat untuk sesama”.


Berikut beberapa buku karya Bu Nora : 








 


Hey, we've just launched a new custom color Blogger template. You'll like it - https://t.co/quGl87I2PZ
Join Our Newsletter