Sebagian besar dari kita yang baru
mulai menulis pasti pernah memiliki perasaan minder, bingung mau mulai menulis darimana
, muncul perasaan khawatir juga takut tulisan kita jelek ditertawakan orang
serta perasaan buruk lainnya sehingga keinginan menulis maju mundur, sekalinya
nulis tidak berani publish agar bisa dibaca orang.
Membaca kisah perjuangan menulis dari para penulis hebat sertta memiliki jam terbang tinggi adalah salah satu trik mendapatkan suntikan semangat menulis, menghalau rasa minder kita. Karena dengan menyaksikan perjuangan beliau-beliau kita menyadari bahwa proses menjadi seorang penulis hebat tidak hanya dihasilkan dengan sekedar sekali dua kali menulis. Penuh perjuangan, butuh mental baja menerima berbagai macam kritik dan masukan demi terciptanya maha karya yang luar biasa.
Setelah kemarin pada pertemuan pertama kita belajar dari Omjay tentang cara memulai menulis, kini giliran kita belajar kembali pada materi kedua. Yaitu tentang tips dan trik cara membuat tulisan hingga sukses menghasilkan tulisan yang berkualitas serta bebas kesalahan agar menjadi karya tulis yang layak dibaca. Sehingga memunculkan kepercayaan diri pada penulis untuk mempublikasikan tulisannya baik melalui media sosial maupun blog.
Dimoderatori oleh bapak Sucipto Ardi, narasumber kali ini adalah ibu Rita Wati S,Kom dengan tema yang dihadirkannya yaitu “ Trik Jitu Menulis Untuk Pemula”. untuk lebih mengenal beliau, profil serta tips menulis juga prestasi beliau dalam dunia kepenulisan bisa dikunjungi salah satu blognya di https://www.kompasiana.com/ritapinang/5f4b29f3d541df030a41e7d4/cara-memilih-judul-dan-tema-agar-tulisan-kita-layak-terbit. Beliau mulai tertarik dengan dunia kepenulisan sejak duduk di bangku kuliah pada tahun 2001 walau hanya sebatas keinginan karena memiliki teman seorang penulis yang sudah menerbitkan karya tulis berupa novel. Keinginan tersebut mulai menggebu hingga pada tahun 2005 keinginan tersebut semakin menggebu. Akhirnya beliau mulai memberanikan diri menulis dari apa yang ada dalam pikiran hingga berhasil menulis beberapa cerpen juga novel hingga mencapai 80 halaman kira-kira 140 halaman pada kertas A5, namun hanya tersimpan dalam hidden folder lagi-lagi karena rasa ketidak pedean.
![]() |
Profil dan prestasi narasumber |
Hingga pada tahun 2020
pandemi Corona Virus and Desease-19 (COVID-19)
menyerang Indonesia memporak porandakan
semua tatanan termasuk sistem pembelajaran yang terpaksa harus melaksanakan sistem
belajar dari rumah dengan media online. Hal inilah yang mengantarkan beliau
mengenal pelatihan belajar menulis Omjay walau awalnya sempat mengabaikan kelas
ini pada akhirnya beliau join pada gelombang 10. Setelah mengerjakan beberapa resume dengan
menggunakan bahasa sendiri ternyata tulisan beliau mendapat apresiasi langsung
dari Omjay, founder pelatihan belajar menulis ini dan dishare hingga menjadi
popular post. Rasanya pasti senang banget
ya?, saya yang hanya menyimak saja masyaAllah hati
ikutan berbunga-bunga apalagi perasaan bu Rita. Saat ini bu Rita berhasil menerbitkan 3 buku
solo 1 buku duet yang masih dalam tahap penerbitan, 7 buku antologi dengan 3
antologi beliau sebagai kurator sekaligus editor lapis pertama.
Menyimak pengalaman Bu Rita saya seakan
mendapat ‘ teman sehati’. Walau tertinggal
jauh setidaknya lumayan beda tipislah antara pengalaman beliau dan saya dalam mengawali langkah dalam menulis. Saya
yang mulanya hanya suka menulis curhatan alay ala anak muda di diary,
lalu iri dengan status teman di laman
facebook yang ramai like dan komentar juga akan gaya kepenulisannya yang
renyah namun penuh makna. Tulisan mereka secara tidak langsung mengandung pembelajaran
tentang ilmu kehidupan tentunya menghasilkan pundi-pundi rupiah karena berkat
kepintarannya mengolah kata mampu menggaet costumer yang membeli
jualannya. Hal itu menggiring saya mengikuti berbagai kelas
pelatihan cara mempromosikan produk jualan dengan membuat iklan menarik di
media sosial menggunakan metode covert selling.
Selanjutnya saya mulai iri pada
teman-teman yang berhasil melahirkan karya antologi juga novel. niat hati ingin ikut tapi apalah daya diri ini
merasa tidak punya bakat, ingin mencoba nulis namun terasa tulisan saya gak
banget, gitu-gitu aja. Justru suami yang lebih dulu menyadari kemampuan menulis
saya karena pada saat ngambek ternyata muncul
keajaiban, saya berhasil merangkai kata demi kata sedemikian rupa se-dramatis
mungkin dalam chat panjang kali lebar jika
dicetak mungkin bisa menjadi 3 halaman kertas legal haha. Akhirnya setelah
melewati proses pemikiran panjang, saya memberanikan diri mendaftar di Kelas
Menulis Online ( KMO Indonesia) Kang Tendi Murti itupun melalui seorang sahabat
yang amat sangat dekat yang selalu mensupport saya dalam apapun saking malunya
bertanya pada orang lain. Biyuhh!
Alhamdulillah berawal dari situ
saya mulai ketagihan menulis dan sering mencari informasi event menulis atau
challenge. Namun saya sadar bahwa ilmu menulis saya masih cetek butuh
latihan berkala, ilmu dan bimbingan secara terus menerus demi meningkatkan
kualitas kemampuan saya dalam menulis. Jadi
disinilah saya sekarang di Pelatihan Belajar Menulis PGRI gelombang 17,
kosongkan gelas siap menerima semua ilmu dari beberapa narasumber hebat
termasuk langkah-langkah menulis untuk penulis pemula serta kiat-kiat untuk
membuat tulisan berkualitas , layak dan
enak dibaca. Meminjam istilah Bu Rita, kita
tetap harus menjadi penulis berkualitas sekalipun masih pemula. Simak yukkiat-kiatnya!
Hal- hal yang harus dilakukan sebelum
menulis:
- v Tentukan
dulu tujuan atau motivasi kita menulis, sekadar
mau belajar, hobi, atau karena
keterpaksaan sebagai salah satu persyaratan naik pangkat, atau karena ingin mendapatkan uang. Apapun motivasi kita menulis jangan sampai
keluar dari niat kita membagi informasi dan kebaikan.
- v
Setelah
menentukan motivasi hal selanjutnya adalah kita mulai menulis, tulis apa saja
yang ada di dalam pikiran kita baik tentang lingkungan sekitar, tentang siswa,
tentang binatang kesayangan, yang terpenting hal tersebut kita senangi dan kita
kuasai.
- v
Tuangkan
semua ide yang ada ‘tunda dulu’ untuk mengedit, tuntaskan semua ide dalam
tulisan hingga selesai. Setelah selesai
baru kita baca dari awal hingga selesai pula untuk menemukan kalimat janggal
atau kesalahan dalam penulisan.
- v
Rutin
berlatih menulis setiap hari dimulai dari 100 kata kemudian meningkat 150 kata
naik lagi menulis pentigraf (menulis
tiga paragraf) hingga pada akhirnya bisa menulis 1000 kata perhari.
- v
Konsisten
melakukan kegiatan menulis setiap hari terlebih ketika mood sedang baik.
- v
Setelah
semua terbiasa mulai tingkatkan dengan membuat peta konsep atau TOC jika
tulisan yang kita buat ingin dijadikan sebuah buku.
- v
Mulai
rutin mengikuti even menulis Buku Antologi (Hal ini bertujuan untuk menumbuhkan
kepercayaan diri menjadi seorang
penulis).
Selanjutnya yang harus diperhatikan oleh penulis pemula adalah kaidah dasar penulisan terhindar dari kesalahan-kesalahan dasar menulis yang sering muncul seperti yang dijumpai Bu Rita di lapangan ketika menjadi kurator/editor yaitu:
1. Penggunaan huruf capital digunakan pada huruf pertama awal kalimat
Contoh : Hari ini pelatihan belajar menulis
Siswa kelas enam hari ini
belajar di rumah
2. Penggunaan
huruf capital huruf pertama unsure nama orang, termasuk julukan.
Contoh : Rita Wati
Raden Ajeng Kartini
Pangeran Diponegoro
3. Penggunaan
huruf kapital dalam petikan langsung
Contoh : “Ayo!
kita pulang Bu,” rengek Joni pada ibunya.
"Mereka berhasil meraih medali emas," katanya.
4. Huruf
kapital dipakai sebagai huruf pertama
setiap kata (termasuk unsur kata ulang sempurna) di dalam judul buku, karangan,
artikel, dan makalah serta nama majalah dan surat kabar, kecuali kata tugas,
seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk, yang tidak terletak
pada posisi awal.
Contoh : Saya telah
membaca buku Merajut Asa Sejak Belia.
Tulisan itu di muat dalam koran Radar
Bali.
Kesalahan kedua, Paragraf
panjang-panjang. Sedikit titik dan terlalu banyak koma
Hendaknya kita harus bisa
membedakan penulisan di media sosial , blog dengan penulisan di buku. Jika
penulisan di blog atau media sosial seperti WA. Kita sudah bisa membuat
paragraf baru setelah menulis 2 kalimat atau 3 kalimat. Hal ini dikarenakan di
media sosial orang hanya memiliki waktu 3 menit untuk memutuskan apakah mereka
akan melanjutkan bacaannya atau tidak. Jika di awal kita sudah
memulai dengan tulisan paragraf yang panjang-panjang, pasti orang lain yang berminat membaca
tulisan kita hanya sedikit.
Kesalahan Ketiga, Penggunaan
tanda baca seperti (titik, koma, titik dua, setrip-tanda petik dsb).
Kesalahan
Keempat, Penggunaan kata baku.
Dalam membuat tulisan kita
sering melakukan kesalahan penggunaan
kata baku seperti fikir, sholat, paragrap yang seharusnya pikir,
salat, paragraf. Untuk mengecek penggunaan kata baku kita bisa menginstal
aplikasi KKBI V yang sudah tersedia dan bisa diunduh di playstore ponsel
pintar kita.
Kesalahan Kelima, Penggunaan kata
yang tidak efektif.
Kesalahan ini yang sering sekali
terjadi. Tentu saja hal ini akan
mempengaruhi tulisan kita menjadi kurang enak di baca.
Contoh : Dia mau akan datang
pada sore ini. Seharusnya cukup
pilih salah satu saja mau atau akan. Juga penggunaan kata yang, dan
terlalu banyak. Yang, dan
yang ditulis pada awal kalimat. Adapun cara meminimalisir penggunaan kalimat
tidak efektif adalah dengan cara dibaca berulang-berulang dengan suara keras ,
sehingga ditemukan kejanggalan pada kalimat. Itulah kalimat tidak efektif yang
musti harus dibuang dari tulisan kita.
Kesalahan Keenam, Penggunaan
istilah asing yang sering keliru
Kesalahan Ketujuh, Penggunaan
kata depan di yang sering keliru dipisah atau disambung
§
Penulisan
di digabung/dirangkai kalau:
a.
Kata
di- menunjukkan fungsi sebagai imbuhan.
b.
Kata
di- diikuti dengan pembentuk kata kerja pasif. Artinya, penulisan di jenis ini
dinilai tepat jika kata kerja pasif bisa diubah menjadi kata kerja aktif
(dengan imbuhan me-).
Contoh : ditinggalkan (bisa diubah
jadi meninggalkan), ditulis (bisa diubah jadi menulis), diingat (bisa diubah
jadi mengingat).
§
Penulisan
di dipisah kalau:
a.
Kata
di menunjukkan fungsi sebagai kata depan. Namanya juga kata depan, berarti ia
harus dipisah dari kata belakang.
b.
Kata
di diikuti dengan kata lain selain kata-kata pembentuk kata kerja pasif. Kata
di jenis ini bisa diikuti dengan nama tempat, waktu, nama orang, penunjuk
lokasi, dan lain sebagainya, serta tidak bisa diubah menjadi kata kerja aktif.
Demikian materi pelatihan belajar
menulis edisi pertemuan kedua ini, sangat menyenangkan. Pengalaman ibu
narasumber yang inspiratif juga materi luar biasa, daging semua isinya sangat
bermanfaat bagi para penulis pemula,
saya khususnya.
Diakhiri dengan kata motivasi
favorit Bu Rita, Nothing Is Imposible In This World. Mari kumpulkan
semangat dan kepercayaan diri untuk mulai menulis, mengasilkan karya
sebanyak-banyaknya.
Selamat menulis!
Pulau Puteri, 07 Januari 2021
Beberapa buku karya Bu Rita Wati S,Kom:
Tidak ada komentar:
Write comments