Sejak kecil saya suka membaca, namun menulis entah sejak kapan saya mulai menyadari bahwa suka menulis. Yang pasti saya lebih sering menulis untuk mengungkapkan apa yang ingin saya sampaikan daripada menyampaikan secara langsung. Karena saya cenderung insecure ketika berbicara dengan orang lain.Terlebih ketika saya mengidolakan sosok Ning Khilma Anis penulis novel Best Seller Hati Suhita dan Ning Nisaul Kamilah penulis novel DUR ( Diary Ungu Rumaysa) dan Anakku Laskar Al-Qur’an sekaligus beliau sebagai mentor saya di HBO ( Halaqoh Bisnis Online) yang selalu memotivasi pembaca untuk belajar menulis seakan membuat keinginan menulis saya semakin tinggi. Hal itulah yang pada akhirnya membuat saya semakin bersemangat memburu kelas-kelas menulis, bergabung dengan komunitas menulis dari yang gratis hingga berbayar dimana saya bisa mendapatkan ilmu kepenulisan dan semangat menulis sebanyak-banyaknya.
Maka disinilah saya sekarang di kelas Pelatihan Belajar Menulis PGRI yang digagas oleh Bapak Wijaya Kusumah,M.Pd sekaligus menjadi narasumber pada pertemuan perdana hari ini tanggal 04 Januari 2021 pukul 19.00 wib dengan mengusung tema “ Menulislah Setiap Hari dan Buktikan Apa Yang Terjadi”.
Sebagai pengantar perkenalan, ibu Aam Nurhasanah,S.Pd selaku moderator memaparkan profil bapak Wijaya Kusumah . Omjay, begitu sapaan akrab beliau adalah seorang motivator, trainer, guru blogger Indonesia, founder KSGN, founder kelas menulis PGRI juga penulis buku sekaligus guru TIK di SMP Lab School Jakarta dengan segudang prestasi yang luar biasa dan telah melahirkan banyak buku.
Omjay bercerita tentang pengalaman menulisnya pertama kali, sebagai motivasi kepada kami yang sebagian besar adalah penulis pemula. Menulis itu adalah sebuah proses latihan secara terus menerus dan kesiapan diri untuk memiliki komitmen tinggi untuk selalu konsisten menulis minimal sehari satu lembar. Ibarat kata Omjay jika sehari tidak menulis itu rasanya seperti ada yang hilang seperti anak kecil yang kehilangan alat tulis ketika sedang belajar menulis.
Berdasarkan pengalaman menulis Omjay, beliau bercerita bahwa beliau selalu menulis setiap hari selama 13 tahun sejak pertama kali memiliki blog pribadi pada tahun 2007 hingga saat ini. Mulai dari memiliki blog gratis hingga blog berbayar dan mendapatkan banyak prestasi melalui tulisan di blog.
Sebenarnya menulis itu bukanlah suatu hal yang sulit dalam tanda kutip jika kita memiliki kemauan. jangan pernah ragu dan takut mencoba sekalipun merasa tidak memiliki bakat dalam menulis. karena sejatinya setiap manusia yang dilahirkan membawa bakatnya masing-masing. Namun ibarat pisau, sebuah bakat itu jika tak rajin kita mengasahnya maka tidak akan tajam bahkan berkarat hingga tak dapat digunakan. Kalau kata Ning Khilma Anis, bakat menulis itu hanya kurang lebih 20% dan selebihnya adalah kemauan untuk terus belajar dan berlatih.
Menjadi penulis itu membutuhkan proses, tidak serta merta instan sulapan menghasilkan tulisan bagus dan enak dibaca. Yang terpenting adalah kita memiliki komitmen tinggi untuk terus konsisten membiasakan diri menulis setiap hari. Tak mudah memang memelihara semangat menulis agar tidak kendor sewaktu-waktu karena layaknya iman, semangat itu bisa naik bisa turun. naik karena rajin dan turun ketika malas melanda. Namun hal itu kembali lagi pada diri kita sendiri, komitmen tinggi dan menghimpun kekuatan diri untuk melawan rasa malas. Percayalah rasa malas sekalipun dengan dalih capek lah, istirahat sebentar lah semakin dituruti akan semakin menjadi dan endingnya tidak menghasilkan apapun dan hidup semakin hampa.
Selain melawan rasa malas, Omjay memberikan tips menulis sebagaimana yang telah beliau tuangkan dalam bukunya sekaligus tema pertemuan malam ini yaitu “ Menulislah Setiap Hari dan Buktikan Apa Yang Terjadi”.
Tips pertama adalah ketika kita memutuskan untuk menulis maka kita harus membaca sebanyak-banyaknya. Menulis dan membaca adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Menulis ya membaca. Untuk melahirkan sebuah karya melalui tulisan adalah dengan banyak melahap bahan bacaan sehingga memperkaya pengetahuan dan pembendaharaan kata. Dengan membaca semakin tajam pula kemampuan kita menemukan ide untuk menghasilkan tulisan.
Yang kedua, selain rajin membaca kita juga harus mulai membiasakan diri menulis dengan menerapkan motto tiada hari tanpa menulis. Menulislah ketika senggang. Mulailah menulis dari apa yang kita sukai dan kita kuasai terlebih dahulu, teruslah menulis apa saja yang ada dalam pikiran kita. Menulislah hingga selesai dan belajar mengasah kemampuan self editing dengan membaca kembali tulisan kita hingga terampil dan pada akhirnya tulisan kita penuh makna dan enak dibaca. Jangan ragu dan takut salah karena suatu keberhasilan tidak akan tercapai tanpa melakukan suatu kesalahan.
Selanjutnya adalah bergabunglah dengan komunitas atau teman-teman yang suka menulis sebagai wadah untuk saling support satu sama lain. Juga dalam komunitas kepenulisan ini kita mendapatkan kesempatan belajar kepada penulis yang telah memiliki jam terbang tinggi daripada kita. Setidaknya dengan melihat karya dan semangat orang lain, kita akan semakin terpacu untuk semangat menghasilkan sebuah tulisan.
Alasan mengapa kita harus menulis
Mengapa harus menulis? Menulis itu perlu apalagi kita sebagai guru tentu kita harus kreatif dalam mengolah kata agar menghasilkan pembelajaran yang luar biasa serta memiliki kemampuan dalam penyampaian yang mudah dipahami oleh peserta didik. Kalau saya pribadi menulis itu sebagai self healing diantara jenuh dan lelahnya tuntutan tugas Negara maupun tugas domestik namun tidak menutup kemungkinan muncul suatu kebahagiaan dan kebanggaan ketika berhasil menelurkan karya dalam bentuk buku.
Di bawah ini beberapa alasan mengapa harus menulis versi Omjay :
1. 1. Saat menulis merangkai kalimat demi kalimat ada rasa kenikmatan tersendiri.
2. 2. Melalui tulisan kita dapat menjadi produsen pengetahuan dan sarana berbagi informasi untuk merubah peradaban kearah yang lebih baik.
3. 3. Tulisan kita yang bermanfaat akan menjadi ladang pahala dan amal jariyah sebagai bekal kita ‘hidup setelah hidup.’
4. 4. Menulis dapat melatih otak, mata, dan bibir sehingga dapat bersinergi dengan kedua tangan. Bila otak, mata, bibir, dan tangan sudah menyatu, maka akan terlahirlah tulisan yang bermutu. Tulisan yang bermutu akan menarik hati setiap orang yang membacanya.
5. 5. Dengan rutin terus menulis dapat menjadi investasi seperti yang dihasilkan Omjay di http://wijayalabs.com, dan hasil yang di dapatkan lebih banyak dari investasi yang keluarkan. Sebuah artikel bisa dibayar Rp.500.000 bila blog ramai pengunjungnya, dan hal ini dapat menjadi pemasukan bagi kita yang hobi menulis dan berbagi pengalaman melalui blog di internet.
Sebagai penutup Omjay memberikan motivasi kepada peserta untuk membiasakan diri menulis setiap hari sama halnya kita berbicara setiap hari. InsyaAllah nanti akan terbiasa menulis. Menulislah setiap hari dan buktikan apa yang terjadi.
Terima kasih Omjay atas ilmu dan motivasinya, sungguh saya merasa ini anugerah amat luar biasa dapat bergabung dan mengenal Omjay, Bu Aam, Pak Brian dan lainnya. Juga bagi saya yang semangat nulisnya kadang naik turun, masih sering insecure ketika membaca tulisan bagus mikirnya takut tulisan saya jelek, salah ejaaan lah, blibet lah. Namun ternyata belajar dari pengalaman menulis, ilmu dan motivasi Omjay yang ringan namun penuh makna saya berasa dapat sebuah pencerahan dan menemukan tempat ‘mengadu’ yang pas hehe.
Yuk, mulai menulis dari sekarang!
Pulau Puteri, 05 Januari 2021
Wow mantul resumenya bu...
BalasHapusterima kasih ibu sudah mampir.
Hapusmasih belajar ibu mohon doa dan supportnya :)
Mantap keren habis...
BalasHapusterima kasih sudah mampir bu.. masih belajar mohon doa dan supportnya :)
Hapus