Hidup mengajarkan betapa banyak warna dan rasa yang harus kita nikmati. Entah dengan suka cita atau bahkan dengan terpaksa.
Hidup mengajarkan pula bahwa kenyataan tak selalu berjalan sesuai dengan harapan. Apa yang kita harapkan dan kita usahakan belum tentu sesuai dengan kehendak sang pemilik hidup.
Tak perlu membandingkan hidup kita dengan orang lain, pun kesuksesan versi kita dan versi orang lain. Banyak bersyukur betapa banyak Allah memberi anugerah kepada kita tanpa dapat dihitung satu persatu.
Bahagia itu dari dalam diri kita bukan karena apa dan siapa di luar kita. Standar bahagia kita juga belum tentu termasuk standar bahagia bagi orang lain.
Cukuplah kita membuat rumus bahagia dengan berdamai dengan keadaan tanpa menuntut lebih, menurunkan standar bahagia walau belum memiliki kendaraan, rumah juga perhiasan mewah seperti orang lain setidaknya ada orang tua yang ini masih lengkap sehat dan membersamai kita hingga saat ini.
Ada tawa ceria anak-anak kita yang tumbuh sehat dan cerdas. Suami yang mencintai menyayangi dengan sepenuh hati juga rumah tangga tentram tanpa adegan drama antara menantu vs mertua juga menantu vs ipar.
Bukan pula membandingkan kesuksesan kita yang hanya ibu biasa, guru biasa dengan teman yang telah memiliki jabatan tinggi. Hal terpenting adalah bagaimana hidup berjalan damai dan menenangkan. Sudah itu cukup.
Bukankah kemewahan dan kesuksesan tak akan berarti jika hati masih dipenuhi kegelisahan dan tak mampu berdamai dengan keadaan?
Jadi, jangan lupa bersyukur maka hatimu akan bahagia.
Tidak ada komentar:
Write comments